Entri Populer

Senin, 02 Januari 2012

Retorika Dalam Kumpulan Puisi "Orang-Orang Sakit" Karya Sri Hartati Kajian Stilistika


Puisi 1
ARENA
Maka aku pun jadi mati
Diterjang derasnya luapan benci
Oleh mereka yang menampikku
Hingga aku berkubur waktu
Dan hanya bisa memandang
Semua yang menjadi pecundang
Menaburi pusaranku dengan makian

Sri Hartati 1998

            Puisi “ARENA” karya Sri Hartati dapat dianalisis menggunakan unsur-unsur retorika. Unsure-unsur retorika meliputi pemajasan, penyiasatan struktur dan pencitraan. Retorika merupakan suatu cara penggunaan bahasa untuk memperoleh efek estetik.
1. Pemajasan
Pemajasan ( figure of thought ) merupakan teknik pengungkapan bahasa, penggayabahasaan, yang maknanya tidak menunjuk pada makna harfiah kata-kata yang mendukungnya, melainkan pada makna yang ditambah, makna yang tersirat. Jadi, pemajasan merupakan gaya yang sengaja mendayagunakan penuturan dengan memanfaatkan bahasa kias. Dalam pemajasan terdapat beberapa jenis majas antara lain, simile, metafora, personifikasi, metonimi, sinekdoke, hiperbola, dan paradoks.
a.       Hiperbola
Hiperbola merupakan gaya bahasa yang bertujuan untuk menekanan maksud dengan sengaja melebih-lebihkannya ( Suyatmi, 2008 : 25 ). Dalam puisi “ARENA” karya Sri Hartati terdapat penggalan puisi yang mengandung majas hiperbola. ( baris 2 )
                                               
                        Diterjang derasnya luapan benci
                                               
Penggalan puisi “Diterjang derasnya luapan benci” merupakan majas hiperbola karena melebih-lebihkan suatu pernyataan. Hal tersebut dijadikan sebagai alat bagi pengarang untuk menciptakan nilai estetik dari sebuah karya.

2. Pencitraan
Melalui ungkapan-ungkapan bahasa tertentu dan ditampilkan dalam karya sastra, kita sering merasakan indera ikut terangsang, seolah-olah kita ikut melihat atau mendengar apa yang dilukiskan dalam karya tersebut. Terdapat beberapa macam pencitraan yang meliputi kelima jenis indra manusia antara lain, citraan pengelihatan ( visual ), pendengaran ( auditoris ), gerakan ( kinestetik ), rabaan ( taktil termal ), dan penciuman ( olfaktori ).
a.       Citraan Pendengaran ( auditoris )
“Menaburi pusaranku dengan makian”. Penggalan bait yang dicetak tebal merupakan citraan pendengaran. Makian merupakan suara dari orang-orang yang tidak suka dengan dirinya.
b.      Citraan Pengelihatan ( visual )
“Hanya bisa memandang”. Penggalan puisi yang dicetak tebal tersebut sudah jelas merupakan citraan pengelihatan. Artinya hanya bias memandang dan tidak bisa melakukan apa-apa.





Puisi 2
DUKA
Ibu pertiwi meratap pilu
Melihat putra putranya berseteru
Berebut memahkotai diri sendiri
Tanpa menghiraukan persatuan lagi
Hingga langit berawan kelabu
Pertanda badai kan menggebu

Sri Hartati, 14 mei 1998

Puisi “DUKA” karya Sri Hartati dapat dianalisis menggunakan unsur-unsur retorika. Unsur-unsur retorika meliputi pemajasan, penyiasatan struktur dan pencitraan.
1. Pemajasan
    a. Hiperbola ( baris 5 dan 6 )
                                 
            Hingga langit berawan kelabu
            Pertanda badai kan menggebu
                                 
    Penggalan puisi yang bercetak tebal diatas merupakan majas hiperbola



2. Pencitraan
    a. Citraan penglihatan ( baris 2 dan 5 )
                                   
Melihat putra putranya berseteru
Hingga langit berawan kelabu
                       
Citraan penglihatan dapat diketahui pada penggalan puisi yang dicetak tebal diatas.

Puisi 3
OBSESI
Bila kemarin adalah akhir
Aku tak akan mengingatnya lagi
Termasuk mereka

Percuma semua alasan-alasan

Aku sudah kalah dalam pertarungan
Dirimba belantara kehidupan

Dan panah nestapa menusuk kalbu
Tapi kaki ini harus tetap melangkah

Sambil menahan nyeri dalan lontaran cerca
Kutuju dan kumasuki dunia lain
Sedikit demi sedikit sakit pun lenyap

Sekarang persetan tetek bengek

Hidup ini pendek, ingin kubuat jadi indah.
Sri Hartati 1999


Puisi “OBSESI” karya Sri Hartati dapat dianalisis menggunakan unsur-unsur retorika. Unsur-unsur retorika meliputi pemajasan, penyiasatan struktur dan pencitraan.
1. Pemajasan
    a. Metafora ( bait 3 baris 2 )
       

Dirimba belantara kehidupan

                   

    b. Hiperbola ( bait 5 baris ke 2 )
                                   
Kutuju dan kumasuki dunia lain


2. Pencitraan
    a. Citraan pendengaran ( bait 5 baris 1 )

“Sambil menahan nyeri dalan lontaran cerca”. Dari penggalan puisi yang dicetak tebal tersebut dapat dilihat sebagai citraan pendengaran. Karena lontaran cerca sama halnya dengan makian yang diucapkan seseorang ke orang lain.

    b. Citraan gerak ( bait 4 baris 2 )
“Tapi kaki ini harus tetap melangkah”. Penggalan puisi yang dicetak tebal tersebut merupakan citraan gerak. Karena kata melangkah adalah aktifitas yang dilakukan oleh indra manusia yaitu kaki
Puisi 4
TERDAMPAR
Aku pergi pagi hari
Berbekal keyakinan dalam hati
Akan kembali lagi nanti
Tetapi ketika saatnya kujelang
Sirna jalan menuju pulang

Sri Hartati 1998

Puisi “TERDAMPAR” karya Sri Hartati dapat dianalisis menggunakan unsur-unsur retorika. Unsur-unsur retorika meliputi pemajasan, penyiasatan struktur dan pencitraan.
1. Pemajasan
    a. Personifikasi ( baris 5 )
                 
Sirna jalan menuju pulang
                 
Penggalan puisi yang dicetak tebal diatas adalah majas personifikasi.





Puisi 5
TRAGIS
Masa lalu mengejar-ngejarnya
Persembunyian tak henti dicari
Sebelum ketemu tetap berdusta

Sri Hartati 1999

Puisi “TRAGIS” karya Sri Hartati dapat dianalisis menggunakan unsur-unsur retorika. Unsur-unsur retorika meliputi pemajasan, penyiasatan struktur dan pencitraan.
1. Pemajasan
    a. Hiperbola ( baris 1 )
                       
Masa lalu mengejar-ngejarnya
                       
Penggalan puisi yang dicetak tebal adalah majas hiperbola.
2. Pencitraan
    a. Citraan gerak ( baris 1 )
“Masa lalu mengejar-ngejarnya”. Kata yang dicetak tebal adalah citraan gerak, karena kata mengejar-ngejarnya adalah aktifitas dari indra manusia.




Puisi 6
TRAUMA
Jangan salahkan dingin membeku
Karena tiada berkata padamu
Setiap kali kita bertemu
Selain hanya terus mendengar
Karena dirimu telah menjadi samar

Sri Hartati 1998

Puisi “TRAUMA” karya Sri Hartati dapat dianalisis menggunakan unsur-unsur retorika. Unsur-unsur retorika meliputi pemajasan, penyiasatan struktur dan pencitraan.
1. Pencitraan
    a. Citraan gerak ( baris 2 )
                    
Karena tiada berkata padamu
                    
Kata yang dicetak tebal adalah citraan gerak. Karena berkata adalah aktifitas yang dilakukan oleh indra manusia yaitu bibir.
    b. Citraan penglihatan ( baris 5 )
                         
Karena dirimu telah menjadi samar
                         
Kata yang dicetak tebal diatas adalah citraan penglihatan. Karena kata samar adalah bagian dari penglihatan atau mata.

KESIMPULAN

Berdasarkan analisis unsure retorika dalam keenam puisi tersebut dapat dilihat bahwa terdapat sesuatu yang mendominasinya. Puisi-puisi karya Sri Hartati memiliki ciri khas yaitu banyak menggunakan permajasan terutama majas hiperbola. Karena majas hiperbola dapat dijumpai hampir disemua puisi-puisi karyanya dalam Orang-Orang Sakit.
a. Puisi “ARENA” karya Sri Hartati, terdapat unsure retorika yaitu : Pemajasan ( Hiperbola ), Pencitraan ( Citraan Pendengaran dan Penglihatan ).
b. Puisi “DUKA” karya Sri Hartati, terdapat unsure retorika yaitu : Pemajasan ( Hiperbola ), Pencitraan ( Citraan Penglihatan ).
c. Puisi “OBSESI” karya Sri Hartati, terdapat unsure retorika yaitu : Pemajasan ( Metafora dan Hiperbola ), Pencitraan ( Citraan Pendengaran dan Gerak ).
d. Puisi “TERDAMPAR” karya Sri Hartati, terdapat unsure retorika yaitu : Pemajasan ( Personofikasi ).
e. Puisi “TRAGIS” karya Sri Hartati, terdapat unsure retorika yaitu : Pemajasan ( Hiperbola ), Pencitraan ( Citraan Gerak ).
f. Puisi “TRAUMA” karya Sri Hartati, terdapat unsure retorika yaitu : Pencitraan ( Citraan Gerak dan Penglihatan ).





ANALISIS PUISI KARYA SRI HARTATI DENGAN RETORIKA










Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Mata Kuliah Stilistika


Oleh : Andriyan Ahmad Purwadinata ( 0003117 )


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2011